Makalah Matematika Bisnis
“APLIKASI
NON LINEAR DIBIDANG EKONOMI DAN BISNIS”
Disusun Oleh:
2013040012 Ahmad Salman
2013040016 Ahmad Syafy.S
2013010004 Agung Darmawan
2013040003 Miftahul Khair Adri
2013040027
Suwandi
2013010009 Ridwand Rahman
JURUSAN SISTEM INFORMASI
STMIK HANDAYANI MAKASSAR
|
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“APLIKASI NON LINEAR PADA EKONOMI DAN BISNIS”.
Makalah ini
telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makassar,
29/Desember/2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.............................................................................................................................
i
Daftar
Isi...................................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Dan Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
1.4 Metode
Penulisan........................................................................................................ 2
1.5
Sistematika Penulisan.................................................................................................. 2
BAB
II ISI HUBUNGAN NON LINIAR............................................................................................ 3
2.1
Pengerian Dasar Ilmu Matematika Dan
Matematika Bisnis................................................... 3
2.2
Definisi Fungsi Kuadrat...................................................................................................... 4
2.3
Definisi Fungsi Kubik......................................................................................................... 7
2.4
Penerapan Dalam Ekonomi................................................................................................ 11
2.4.1
Definisi Fungsi Permintaan, Penawaran Dan
Kesempulan Pasar............................... 11
2.4.2
Definisi Fungsi Biaya............................................................................................ 20
2.4.3
Definisi Fungsi Penerimaan.................................................................................... 24
2.4.4
Definisi Keunteungan, Kurugian Dan
Pulang Pokok.................................................. 25
2.4.5
Definisi Fungsi Utilitas........................................................................................... 27
2.4.6
Definisi Fungsi produksi/Penawaran
Produksi.......................................................... 30
BAB
III PENUTUP........................................................................................................................ 32
3.1
Kesimpulan....................................................................................................................... 32
3.2 Saran............................................................................................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah
mathematics (dalam bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang
berarti “relating to learning”. Perkataan mathematika berhubungan sangat erat
dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung
arti belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman
Suherman, 2003:16), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bernalar”.
Konsep
“fungsi” merupakan hal yang penting dalam berbagai cabang matematika.
Pengertian fungsi dalam matematika berbeda dengan pengertian dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari fungsi bermakna guna atau manfaat.
Kata fungsi dalam matematika sebagaimana diperkenalkan oleh Leibniz (1646-1716)
digunakan untuk menyatakan suatu hubungan atau kaitan yang khas antara dua
himpunan, sehingga fungsi dapat dikatakan hal yang istimewa dari suatu relasi
antara dua himpunan. Penerapan fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah
satu bagian yang sangat penting untuk dipelajari, karena model-model ekonomi
yang berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Untuk
mengkaji dan mengulas tentang aplikasi fungsi non linear pada binis, maka
diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah fungsi kuadrat ?
2.
Apakah fungsi kubik ?
3.
Bagaimana fungsi permintaan,
penawaran, dan keseimbangan pasar?
4.
Apakah fungsi biaya ?
5.
Apakah fungsi penerimaan?
6.
Bagaimana keuntungan/kerugian dan
pulang pokok ?
7.
Apakah fungsi utilitas ?
8.
Apakah fungsi produksi ?
1.3 TUJUAN
DAN MANFAAT PENULISAN
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
Bisnis Semester Ganjill tahun 2013 dan menjawab pertanyaan yang ada pada
rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan penulis dan pembaca tentang pengertian dasar ilmu matematika dan
matematika bisnis; definisi fungsi kuadrat, fungsi kubik, fungsi permintaan
penawaran & keseimbangan pasar, fungsi biaya, fungsi penerimaan, fungsi
keuntungan/kerugian, pulang pokok, fingsi utilitas, fungsi produksi.
1.4 METODE
PENULISAN
Penulis
memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media
media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil
dari internet.
1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan dengan peran
permasalahan umum yang dialami perusahaan. Terakhir, bab penutup terdiri atas
kesimpulan dan saran.
BAB
II
HUBUNGAN
NON LINEAR
2.1 Pengertian Dasar Ilmu Matematika dan
Matematika Bisnis
James
dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke
dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising
(1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide dari pada mengenai bunyi. Sementara Reys, dkk. (1984) mengatakan bahwa
matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir,
suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan pendapat di atas, maka
disimpulkan bahwa ciri yang sangat penting dalam matematika adalah disiplin
berpikir yang didasarkan pada berpikir logis, konsisten, inovatif dan kreatif.
Matematika
berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan
menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan
trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat
matematika dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.
Matematika bisnis
merupakan salah satu ilmu matematika terapan, dimana masalah yang muncul dalam
ekonomi / bisnis seperti biaya, harga, upah, tenaga kerja, permintaan dan
penawaran, penghasilan dan laba, produksi dan sebagainya diselesaikan dengan
menggunakan analisis matematika untuk mendapatkan kesimpulan dan keputusan
terbaik. Suatu model ekonomi / bisnis hanya merupakan kerangka teoritis,
sehingga model ekonomi / bisnis harus bersifat matematis. Jika suatu model
mempunyai bentuk matematis, biasanya model tersebut terdiri dari himpunan
persamaan persamaan yang dibentuk untuk model tersebut.
2.2 Definisi Fungsi Kuadrat
Fungsi
Kuadrat adalah Fungsi yang pangkat tertinggi dari variabel adalah dua.
Bentuk umum
dari fungsi Kuadrat :
y = f (x) = ax2 + bx + c
dimana : Y =
Variabel terikat
X=Variabel bebas
a, b= koefisien, Dan a ≠ 0
c = konstanta.
·
Ciri-ciri persamaan kuadrat
1.
Jika a positif maka gambar membuka ke atas.
2.
jika a negatif maka gambar membuka ke bawah.
3.
semakin besar a, maka gambar semakin sempit.
4.
semakin kecil a maka gambar semakin lebar
5.
titik puncak membelah gambar sama besar
6.
titik a merupakan titik potong fungsi dengan sumbu y
dimana x = 0
7.
titik b dan c merupakan titik potong fungsi dengan sumbu
x dimana y = 0
8.
Titik p disebut titik puncak
9.
jika x = 0 maka c merupakan titik potong dengan sumbu
y
·
CARA MENGGAMBAR FUNGSI KUADRAT
a. Dengan
cara sederhana (curve traicing process)
b. Dengan
cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting)
CURVE
TRAICING PROCESS
Yaitu dengan
menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x sebagai variabel
bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan memperoleh nilai y.
Misalkan y =
x2 - 5x + 6
X
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Y
|
12
|
6
|
2
|
0
|
0
|
2
|
6
|
12
|
Kemudian kita plotkan masing-masing pasangan titik
tersebut.
CARA MATEMATIS
Yaitu dengan menggambarkan ciri-ciri penting dari fungsi
kuadrat, diantaranya :
1.Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=d.
Jadi titiknya adalah A(0,d).
2.Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0,maka kita
harus mencari nilai Diskriminan (D) terlebih dahulu:
Nilai diskriminan ini akan menentukan
apakah parabola vertikal memotong, menyinggung dan atau tidak memotong maupun
menyinggung sumbu x.
ü Jika nilai D
= b2 – 4ac adalah negatif maka tidak terdapat titik potong pada
sumbu x.
ü Jika nilai D
= b2 – 4ac adalah positif maka terdapat dua titik potong pada sumbu
x.
yaitu
pada titik :
titik :
(x1 , 0) dan (x2 , 0)
ü Jika nilai D
= b2 – 4ac adalah nol maka terdapat satu titik potong dengan sumbu
x. Titik :
3.
Titik puncak, yaitu titik dimana arah dari grafik fungsi
kuadrat kembali ke arah semula. Titik puncak :
4.
Sumbu simetri adalah sumbu yang membagi/membelah dua
grafik fungsi kuadrat tersebut menjadi dua bagian yang sama besar.
Sumbu simetri :
Contoh Soal:
Gambarkan grafik fungsi y = x2 - 5x + 6.
1.Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=6.
Jadi titiknya adalah A(0,6).
2.Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0,
D = b2
– 4ac = (-5)2 – 4(1)(6) = 25 – 24 = 1
Karena
D=1 > 0, maka terdapat dua buah titik potong dengan sumbu x.
jadi
titiknya B1 (3,0)
jadi
titiknya B2 (2,0)
3.Titik puncak :
4.Sumbu simetri :
Grafiknya:
2.3 Definisi Fungsi Kubik
Fungsi kubik atau
fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak - tidaknya mempunyai
sebuah titik belok (inflextion point), yaitu titik peralihan bentuk kurva dari
cekung menjadi cembung atau cembung menjadi cekung. Selain titik belok, sebuah
fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim (maksimum atau minimum)
atau titik dua ekstrim (maksimum atau minimum). Ada tidaknya titik ekstrim
dalam suatu fungsi kubik tergantung pada besarnya nilai-nilai b, c, dan d di
dalam persamaannya. Dengan demikian terdapat beberapa kemungkinan mengenai
bentuk kurva suatu fungsi kubik. Fungsi-fungsi kubik hanya mempunyai titik
belok, tanpa titik ekstrim.
Persamaan kubik memiliki bntuk umum
ax3 + bx2 + cx + d = 0
dengan a tidak nol
Untuk menyelesaikan persamaan ini ada 3 cara yaitu :
1. memfaktorkan
2. menyederhanakan menjadi bentuk persamaan kuadrat
3. Rumus
ax3 + bx2 + cx + d = 0
dengan a tidak nol
Untuk menyelesaikan persamaan ini ada 3 cara yaitu :
1. memfaktorkan
2. menyederhanakan menjadi bentuk persamaan kuadrat
3. Rumus
Penyelesaian persamaan kubik dengan metoda memfaktorkan
Berikut ini akan dibahas penyelesaian persamaan kubik dengan metoda memfaktorkan untuk kasus-kasu yang sederhana
Contoh 1:
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - 6x = 0
Jawab :
x3 - x2 - 6x = 0
x(x2 - x - 6) = 0
x(x - 3)(x + 2) = 0
x = 0 atau x = 3 atau x = -2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-2, 0, 3}
Contoh 2 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - x + 1 = 0
Jawab :
x3 - x2 - x + 1 = 0
x2 (x - 1) - (x - 1)= 0
x2 - 1)(x - 1) = 0
x - 1)(x + 1) ( x - 1) = 0
x = 1 atau x = -1 atau x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-1, 1}
Contoh 3 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - 2x2 - 9x + 18 = 0
Jawab :
x3 - 2x2 - 9x + 18 = 0
x2(x - 2) - 9(x - 2) = 0
(x2 - 9)(x - 2) = 0
(x + 3)(x - 3)(x - 2) = 0
x = -3 atau x = 3 atau x = 2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-3, 2, 3}
Contoh 4 :
Himpunan penyelesaian dari x3 - 2x2 - 3x + 6 = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - 3x + 6 = 0
x2(x - 2) - 3(x - 2) = 0
(x2 - 3)(x - 2) = 0
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah
Contoh 5 :
Himpunan penyelesaian dari 2x3 - x2 + 4x - 2 = 0 adalah ...
Jawab :
2x3 - x2 + 4x - 2 = 0
x2(2x - 1) + 2(2x - 1) = 0
(x2 +2)(2x - 1) = 0
x2 = -2 atau x = 1/2
x2 = -2 tidak mungkin terjadi, jadi x yang memenuhi hanya 1/2, dengan demikian himpunan penyelesaiannya adalah {1/2}
Penyelesaian gabungan antara pemfaktoran dan rumus ABC
Contoh 6
Himpunan penyelesaian dari persamaan x3 - 2x2 - x = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - x = 0
x(x2 - 2x - 1) = 0
x = 0 atau x2 - 2x - 1 = 0
Untuk bentuk x2 - 2x - 1 = 0 bisa kita selesaiakan dengan rumus ABC
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah
Untuk bentuk bentuk yang sulit difaktorkan, tetapi akar-akarnya masih rasional maka kita bisa menggunakan metoda horner, sedangkan jika akar-akarnya irasional maka kita gunakan metoda penyelesaian umum yang mengubah persamaan kubik menjadi persamaan kuadrat. Fungsi Kubik
Mencari :
- Titik Ekstrims
- Titik Belok
Y = f (X)
Titik
Ekstrims pada saat Y’ = 0
Titk
Maksimum : Y’’ < 0, pada Y’ =0
Titk
Minimum : Y’’ > 0, pada Y’ = 0
Titik
belok : Y’’ = 0 , kemudian substitusikan ke fungsi asal, yi Y = f(X)
Contoh Soal:
C =1/3Q3 -3Q2 +8Q +5
C = Y dan Q = X (analogi rumus)
C = Y dan Q = X (analogi rumus)
Penyelesaian :
C’ = 0 ,
maka 0 = Q2 -6Q +8
0 = (Q – 4) (Q – 2)
Q1 = 4 dan
Q2 = 2
C’’ = 0 ,
maka 0 = 2Q – 6
Q1 = 4,
maka 0 = 2 (4) – 6 = 2 ;(2>0)
Pada Q1 = 4
merupakan titik minimum
Q1 = 4
;C=1/3(4)3 – 3(4)2 +8(4) +5 =10,33
Jadi pada Q1
=4,merupakan titik minimum pada (4 ; 10,33)
Q2 = 2 ,
pada C’’ = 2(2)-6 = -2 ;(-2<0)
Sehingga pada Q2
= 2 merupakan titik maksimum .
Q2 = 2,
maka C = 1/3(2)3 – 3(2)2 +B(2)+5 = 11,67
Titik maksimum pada (2
; 11,67)
Mencari titik belok
Titik belok pada saat
C’’ = 0
C’’ = 2Q -6
; 2Q -6 = 0, maka Q =3
Q = 3 , maka C =1/3(3)3
– 3(3)2 =*(3) +5 = 11
Titik belok pada (3 ;
11)
2.4 PENERAPAN DALAM EKONOMI
2.4.1 Definisi Fungsi Permintaan, Penawaran, Dan
Keseimbangan Pasar
·
Fungsi Permintaan
( D )
Fungsi Permintaan adalah
persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu
kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga.
fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang
naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila
harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi
hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang
terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a -
bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah
konstanta, dimana b harus bernilai negative
b
= ∆Qd / ∆Pd
Pd
= adalah harga barang per unit yang diminta
Qd
= adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P
≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < 0
Contoh soal:
Pada saat
harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut
sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000
Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi 600Kg, buatlah fungsi
permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1 x - x1
------ = --------
y2 - y1 x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1 Q - Q1
------- = --------
P2 - P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
7.000 - 5.000 600 - 1000
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
2.000 -400
P - 5.000 (-400) = 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1 x - x1
------ = --------
y2 - y1 x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1 Q - Q1
------- = --------
P2 - P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
7.000 - 5.000 600 - 1000
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
2.000 -400
P - 5.000 (-400) = 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
·
Fungsi Penawaran (
S )
Fungsi penawaran adalah persamaan
yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk
menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum
penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor
lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan
sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga
menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang
ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi
penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah
konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga
barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya
unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta
dPs/ dQs > 0
Contoh Soal:
Pada saat harga durian
Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada
saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak
menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas
diperoleh data sebagai berikut :
P1 =
3.000 Q1 = 100 buah
P2 =
4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya,
kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
P -
P1 Q - Q1
-------- =
---------
P2 - P1 Q2 - Q1
P - 3.000 Q - 100
-------------- = -------------
4.000 - 3.000 200 - 100
P - 3.000 Q - 100
-------------- = -------------
1.000
100
(P - 3.000)(100) = (Q
- 100) (1.000)
100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
·
Keseimbangan Pasar
( E )
1.
Keseimbangan pasar satu macam produk
Syarat untuk mencapai ini adalah jumlah produk yang
diminta oleh konsumen harus sama dengan jumlah prosuk yang ditawarkan oleh
produsen ( Qd = Qs ) atau harga produk yang diminta sama dengan produk yang
ditawarkan ( Pd = Ps )
Contoh soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10 – 5p
dan fungsi penawarannya adalah Qs = 7 –
2p
a. Berapakah harga
dan jumlah keseimbangan pasar ?
b. Tunjukkan
secara geometri !
Jawab :
a.) Qd =
Qs b.) Gambar keseimbangan pasar
10 – 5 p = 7 –
2p
Q
|
0
|
10
|
P
|
2
|
0
|
3p =
3 Q = 10 –
5p
P = 1
Q = 10 –
5p
Q = 5 Q = 7 –
2p
Q
|
0
|
10
|
P
|
2
|
0
|
Harga
danjumlah keseimbangan
pasar adalah E
( 5,1 )
2.
Keseimbangan pasar dua macam produk
Fungsi permintaan dan penawaran dapat perluas menjadi
fungsi yang memiliki dua variable bebas yaitu harga produk itu sendiri dan
harga produk lain yang saling behubungan. Misalnya ada dua produk x dan y yang
saling behubungan dimana;
Qdx = Jumlah yang diminta untuk produk x
Qdy = Jumlah yang diminta untuk produk y
Px = Harga
barang x
Py = Harga
barang y
Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran dua macam
produk yang memiliki hubungan subsitusi
:
Qdx = 4 – 2Px + Py
Qdy = -4 + Px + 5Py
Qsx = -8 + 3Px – 5Py
Qsy = 5 – Px – Py
Carilah keseimbangan pasarnya
Jawab :
Qdx =
Qsx
4 – 2Px + Py
= -8 + 3Px – 5Py
12
= 5Px – 6Py ( 1 )
Qdy = Qsy
-4 + Px + Py
= 5 – Px – Py
9 =
2Px + 6Py ( 2 )
12 = 5Px – 6Py
9 = 2Px
+ 6Py +
21 = 7Px
Px = 3
9 = 2Px + 6Py
9 = 2 (3) + 6 Py
9 = 6 + 6 Py
6Py = 3
Py = ½
Qdy = -4 + Px + 5Py
= 4 – 6 + ½
= -1 ½
·
Pengaruh Pajak ( t ) Pada Keseimbangan Pasar
Jika sesuatu produk dikenakan pajak oleh pemerintah, maka akan terjadi perubahan keseimbangan atas produk tersebut. Pada produk tertentu akan menyebabkan harga produk tersebut naik karena produsen membebankan sebagian pajak pada konsumen, sehingga jumlah produk yang diminta pun berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat digambarkan sebagai berikut.
TG = Pajak
total oleh pemerintah = d, b, Et, Pt
TK = Pajak yang ditanggung oleh konsumen = Pt, Po,
C, Et
TP = Pajak yang ditanggung oleh produsen = Po, C,
B, d
Maka : TK
= ( Pt – Po ) Qt
TG = t.Qt
TP = TG – TK
Qt = Jumlah kseimbangan setelah kena pajak.
Contoh
soal :
Diketahui
suatu produk ditunjukan fungsi permintaan P = 8 + Q dan fungsi penawaran P = 16
– 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit
a. berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah pajak ?
b. berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah
?
c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen
dan produsen ?
Jawab ;
a.
Pd = Ps
7 + Q
= 16 – 2Q P
= 7 + Q
3Q
= 9 P = 7 +
3
Q
= 3 P = 10
Jadi
keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )
Pt
= 16 – 2Q + t
= 16 – 2Q + 3
= 19 – 2Q
Pt = Pd
19
– 2Q =
7 + Q
3Q
= 12
Q
= 4
Pt = 19 –
2Q
=
19 – 8
=
11
Jadi
keseimbangan pasar setelah pajak E ( 4,11 )
b. TG
= t.Qt
= 3 . 4
=
12 ( Besarnya penerimaan pajak
oleh pemerintah Rp. 12,- )
c. TK
= ( Pt – Po ) Qt
= ( 11
– 10 ) 4
= 4 ( Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp.
4,- )
Tp
= TG – TK
= 12 –
4
= 8 ( Besar pajak yang ditanggung produsen Rp.
8,- )
·
PENGARUH SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR
Subsidi ( s ) adalah bantuan yang diberikan pemerintah
kepada produsen terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkan, sehingga harga
yang berlaku dipasar lebih rendah sesuai dengan keinginan pemerintah dan daya
beli masyarakat meningkat. Fungsi penawaran setelah subsidi adalah F ( Q ) = P +
S atau
P = F ( Q ) – S
Contoh Soal ;
Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Q = 12 –
2P sedangkan penawarannya Q = -4 + 2P pemerintah memberikan subsidi sebesar
Rp. 2,- setiap unit barang.
a. berapakah
jumlah dan harga keseimbangan sebelum subsidi ?
b. berapakah
jumlah dan harga keseimbangan sesudah subsidi ?
c. berapa bagian
dari subsidi untuk konsumen dan produsen ?
d. berapa subsidi
yang diberikan pemerintah ?
Jawab ;
a.) Qd =
Qs Q = 12 –
2P
12 – 2P = -4 +
2P =
12 – 8
4P
= 16 = 4
P =
4 ( Keseimbangan
pasar sebelum subsidi So ( 4, 4 )
b.) Qd = 12
– 2P => P = ½ Qd + 6 Pd
= Pss
Qs
= -4 + 2P =>
P = ½ Qs + 2 -
½ Q + 6 = ½ Q
Pss
= ½ Q + 2 – 2 Q
= 6
Pss
= ½ Q P = ½ Q
P = 3
( Keseimbangan pasar setelah subsidi Ss ( 6, 3
)
c.) SK = ( Po
– Ps ) Qs SP = S –
(( Po – Ps ) Qs)
= ( 4
– 3 ) 6 =
12 – (( 4 – 3 ) 6 )
SK
= 6 =
12 - 6
SG
= Qs . s =
6
= 6 .
2 = 12 (
Besar subsidi untuk produsen Rp. 6,- )
( Besar
subsidi untuk konsumen = Rp. 12,- )
d.) Subsidi yang
diberikan pemerintah
SG
= s . Qs
= 2 .
6
= 12
2.4.2 Definisi Fungsi Biaya
Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis
merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan
jasa sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan
fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
* TR = PQ. TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah barang yang dijual.
* Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
* Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan
produksi, dirumuskan"
MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR
MR = Marginal Revenue, ∆TR = Tambahan penerimaan, ∆Q = Tambahan Produksi. Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
TR < TC = keadaan untung / laba
TR= TC = keadaan Break Even Point
TR > TC = Keadaan rugi.
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
* TR = PQ. TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah barang yang dijual.
* Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
* Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan
produksi, dirumuskan"
MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR
MR = Marginal Revenue, ∆TR = Tambahan penerimaan, ∆Q = Tambahan Produksi. Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
TR < TC = keadaan untung / laba
TR= TC = keadaan Break Even Point
TR > TC = Keadaan rugi.
•
Dilambangkan
dengan C (Cost) atau TC (Total Cost)
•
Terdiri
atas dua jenis fungsi biaya, yaitu :
Fixed Cost
•
Fixed
cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak bergantung pada
jumlah produk yang diproduksi.
•
Jadi
fungsi biaya tetap adalah fungsi konstanta.
FC
= k
dengan
k : konstanta positif
Contoh Soal:
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar
Rp. 100.000.000 Bagaimanakah fungsi biaya tetapnya dan gambarkan fungsi
tersebut pada grafik kartesius.
Jawab
: FC = 100.000.000
Gambar
Grafik:
Variabel Cost
•
Variabel
cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah atau biaya variabel (VC) merupakan
fungsi biaya yang besarnya bergantung dari jumlah produk yang diproduksi.
•
Jadi
: VC = f(Q) merupakan hasil kali antara biaya produksi per unit dengan jumlah
barang yang diproduksi.
•
Jika
P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya produksi per unit senantiasa
lebih kecil dibandingkan harga jual perunit barang, maka :
VC
= P x Q
dengan
: P = biaya produksi per unit
Q = jumlah produk yang diproduksi
Contoh Soal:
Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp.
3.000 per unit. Bagaimana fungsi biaya variabelnya dan gambarkan fungsi
tersebut pada grafik.
Jawab
: VC = P x Q → VC = 3.000 Q
Gambar Grafik:
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fungsi biaya
variabel digambarkan melalui titik (0,0) dengan gradien positif
Total Cost
•
Fungsi
Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel.
•
TC
= FC + VC
Contoh :
Dari
contoh 2 dan contoh 3 diatas, dimana biaya tetap yang dikeluarkan sebuah
perusahaan sebesar Rp. 100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q, maka TC =
100.000.000 + 3.000 Q.
Ternyata
intersep dari fungsi total biaya adalah sama dengan biaya tetapnya dan gradiennya
sama dengan gradien fungsi biaya tetap. Hal ini mencerminkan bahwa penggambaran
fungsi total biaya haruslah melalui titik (0,FC) dan sejajar dengan grafik VC.
2.4.3 Definisi Fungsi Penerimaan
•
Fungsi
penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan,
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)
•
Fungsi
Penerimaan merupakan fungsi dari output :
R =
f(Q) dengan Q = jumlah produk yang laku terjual.
•
Fungsi
penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per unit dengan jumlah barang
yang diproduksi dan laku dijual.
•
Jika
P adalah harga jual per unit, maka :
R
= P x Q
dengan
: P = harga jual per unit
` Q = jumlah produk yang
dijual
R
= total penerimaan
Contoh 1
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per
unit barang, bagaimanakah fungsi penerimaannya ? Gambarkan fungsi penerimaan
tersebut pada grafik. Jawab : Fungsi Penerimaan :
R
= P x Q → R = 5.000Q
Gambar Grafik:
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fungsi
penerimaan digambarkan melalui titik (0,0) dengan gradien positif
2.4.4 Definisi
Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok
- Keuntungan (profit positif, π > 0) akan didapat apabila R > C .
- Kerugian (profit negatif, π < 0) akan dialami apabila R < C .
- Konsep berkenaan dengan R dan C adalah konsep break-even, yaitu konsep untuk menentukan jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
- Keadaan break-even (profit nol, π = 0) terjadi apabila R = 0; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu
suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus
dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan
pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak
memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik
hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok,
sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area
disebelah kiri Q1 dan
sebelah kanan Q4 mencerminkan
keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari pengeluaran total, R <
C. Sedangkan area diantara Q1 dan
Q4 mencerminkan
keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari pengeluaran total, R
> C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan
tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya
keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C.
Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.
Contoh soal :
Penerimaan total yang diperoleh sebuah
perusahaan ditunjukkan oleh persamaan R = -0,1Q2 + 20Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkan C = 0,25Q3 –
3Q2 + 7Q + 20.
Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10
dan 20 unit ?
Jawab ;
π = R – C = -0,1Q2 + 20Q – 0,25Q3 + 3Q2 – 7Q – 20
π = – 0,25Q3 + 2,9Q2 + 13Q – 20
Q = 10 π = –
0,25(1000) + 2,9(100) + 13(10) – 20
= –250 + 290 +130 – 20 = 150
(keuntungan )
Q = 20 π = –
0,25(8000) + 2,9(400) + 13(20) – 20
= –2000 + 1160 +260 – 20 = – 600
(kerugian )
Contoh Soal :
Penerimaan total yang diperoleh suatu
perusahaan ditunjukkan oleh fungsi R = – 0,1Q2 + 300Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkannya C = 0,3Q2 –
720Q + 600.000. Hitunglah :
1.
Tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total maksimum ?
2.
Tingkat produksi yang menunjukkan biaya total minimum ?
3.
Manakah yang lebih baik bagi perusahaan, berproduksi
menguntungkan berproduksi pada tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan
total maksimum atau biaya total minimum ?
Jawab :
R = – 0,1Q2 + 300Q
C = 0,3Q2 – 720Q + 600.000
R maksimum terjadi pada
C minimum terjadi pada
π pada R maksimum
Q = 1500 π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
= – 0,4(1500)2 + 1020(1500) – 600.000
= 30.000
1.
π pada C minimum
2.
Q = 1200 π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
= – 0,4(1200)2 + 1020(1200) – 600.000
= 30.000
2.4.5 Definisi Fungsi Utilitas
Fungsi
utilitas ialah fungsi yang menjelaskan besarnya utilitas yang berupa kepuasan,
dan kegunaan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi, maka akan
semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik
jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau
bahkan negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah.
Fungsi utilitas bersifat relative, dimana barang atau jasa yang memiliki
utility bagi orang tertentu belum tentu bagi orang lain. Penerapan
fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting
untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi.
·
Konsep
Utilitas
Pada
umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi semakin besar utilitas
yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik jenuh) pada jumlah
konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif
jika jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus ditambah. Utilitas total
merupakan fungsi dari jumlah barang yang dikonsumsi. Persamaan utilitas total (total
utility, U) dari mengkonsumsi suatu jenis barang berupa fungsi kuadrat
parabolik, dengan kurva berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Utilitas
marginal (marginal utility, MU) ialah utilitas tambahan yang diperoleh
dari setiap satu unit barang yang dikonsumsi. Secara matematik, fungsi utilitas
marginal merupakan derivatif pertama dari fungsi utilitas total. Jika fungsi
utilitas total dinyatakan dengan U = f (Q) dimana U melambangkan
utilitas total dan Q jumlah barang yang dikonsumsi atau tingkat
kepuasannya tetapi terikat pada fungsi pendapatan, atau sebuah perusahaan yang
ingin memaksimumkan labanya namun terikat pada fungsi produksi. Maka suatu cara
yang dapat digunakan untuk menentukan titik ekstrim dari suatu fungsi yang
bersyarat adalah dengan menggunakan Pengali Lagrange, yakni dengan cara
membentuk sebuah fungsi baru yang merupakan penjumlahan dari fungsi yang hendak
dioptimumkan di tambah hasil kali pengali Lagrange λ dengan fungsi
kendalanya.
Total Utility atau kepuasan total adalah
seluruh kepuasan yang diperoleh konsumen / seseorang dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu. Sedangkan marginal Utility atau kepuasan
tambahan adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang akibat adanya
tambahan mengkonsumsi satu unit barang tertentu. Berikut adalah suatu contoh total
utility dengan marginal utility dalam angka:
Tabel 1.
Total Utility dan Marginal Utility Dalam Angka
Jumlah barang “x” yang
dikonsumsi (Qx)
|
Total Utility
(TUX)
|
Marginal Utility
(MUX)
|
0
|
0
|
-
|
1
|
10
|
10
|
2
|
18
|
8
|
3
|
24
|
6
|
4
|
28
|
4
|
5
|
30
|
2
|
6
|
30
|
0
|
7
|
28
|
-2
|
·
Aplikasi
Fungsi Utilitas
Dalam
analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk menggambarkan urutan
preferensi sekelompok barang, contohnya seorang konsumen bernama Anton merasa
lebih puas membeli 3 buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan dengan membeli
sehelai kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan utilitas yang
lebih besar dibandingkan dengan kemeja tadi.
Fungsi
utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva indiferensi, yang
masing-masing mempunyai indikator numerik. Pada Gambar 1. berikut ini
menunjukkan 3 kurva indiferensi dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.
Perlu
diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang kita tekankan
adalah konsep ordinal bukan kardinal. Dengan demikian yang perlu kita
perhatikan dari gambar di atas, bukan angka numerik seperti 25, 50 dan 100
tetapi bahwa kurva indiferensi dengan utilitas (U) = 100 memberikan kepuasan
yang lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian juga kurva
indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan kepuasan yang lebih besar
dari utilitas sebesar 25.
Syarat
utama dalam menetapkan suatu fungsi utilitas adalah bahwa persoalan nilai
maksimum dan minimum dari persoalan yang dihadapi harus mencakup persoalan
tersebut. Karena itu harus dapat ditentukan terlebih dahulu batasan nilai
maksimum dan minimum dari besaran yang akan ditetapkan fungsinya. Untuk menjaga
konsistensi, maka batasan nilai jangan terlampau jauh dari batasan nilai yang
ada dalam persoalan yang dibahas, sehingga pengambil keputusan benar-benar
menghayati nilai tersebut.
2.4.6 Definisi Fungsi Produksi / Persamaan
Produksi
Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan
yang mempunyai hubungan fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:
1. Berapa output yang harus diproduksikan,
dan
2. Berapa factor-faktor
produksi (input) yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksia adalah hubungan
fungsional (sebab akibat) antara input dan output.
Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Jadi,
fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara
matematis fungsi produksi dapat meumuskan sebagai beikut.
Q : Quantity
(jumlah barang yang dihasilkan)
F : Fungsi (symbol
persamaan fungsional)
C : Capital (modal
atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga
kerja)
R : Resources
(sumber daya alam)
T : Technology
(teknologi dan kewiraushaan)
dari persamaan
tersebut dapat dikatakan bahwa output merupakan fungsi dari input, artinya
setiap barang yang dihasilkan merupakan akibat dari input yang dimasukkan.
Keterangan:
Grafik yang menunjukkan total product (TP)
Grafik AP dan MP pada berbagai tingkat input
Tampak bahwa penggunaan input X menunjukkan produksi total selalu
memgalami peningkatan. Adanya penambahan input, mula-mula meningkatkan marginal
product dan average product akan tetapi pada titik tertentu akan semakin
menurun.
Perilaku sorang produsen atau pengusaha
dituangkan dalam mengambil keputusan tentang beberapa input yang akan
dipergunakan dan berapa output yang akan dihasilkan, untuk mencapai keuntungan
yang maksimum. Proses produksi dapat diartikan sebagai
proses urutan kegiatan yang harus dilaksanaan dalam usaha untuk menghasilkan
barang maupun jasa. Agar proses produksi mencapai titik optimum, maka
diperlukanadanya peningkatan produktivitas dengan jalan menambah factor-faktor
produksi.
Akan tetapi menurut david Ricardo penambahan factor produksi tidak
selalu dapat memberikan hasil yang sebanding seperto yang digambarkan dalam
hokum hasil lebih yang semakin berkurang atau The law of dimishing returns yang
berbunnyi “Dengan suatu teknik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan
factor produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang
sebanding”. Atau dengan kata lain tambahan hasil lama kelamaan akan menurun,
meskipun factor produksi terus bertambah.
Contoh:
Tanah : 1 Ha, modal Rp 5.000.000,00
Pekerja
|
Hasil Total
(Total Product)
|
Tambahan Hasil
(Marginal Product)
|
1
|
10
|
10
|
2
|
21
|
11
|
3
|
34
|
13
|
4
|
42
|
8
|
5
|
46
|
4
|
6
|
48
|
2
|
Law of dimishing
returns terjadi pada pekerja yang ke-4 dan setersnya, yaitu setelah tercapai
marginal product maksimum sebesar 13.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan
fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting
untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi. Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi,
maka semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya
(titik jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi
berkurang atau bahkan negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus
ditambah.
3.2 Saran
Demikian
yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
masalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap pada pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun pada penyusun. Demi
sempurnanya penyusunan makalah ini, kami berharap kritik dan saran oleh para
pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.ilmumtk.com/rosihan.lecture.ub.ac.id/lecture/matematika-ekonomi/persamaan.html
rosihan.web.id/wp-content/uploads/2010/…/math13.-INTEGRAL.ppt/matematika.html
Makalah Matematika Bisnis
“APLIKASI
NON LINEAR DIBIDANG EKONOMI DAN BISNIS”
Disusun Oleh:
2013040012 Ahmad Salman
2013040016 Ahmad Syafy.S
2013010004 Agung Darmawan
2013040003 Miftahul Khair Adri
2013040027
Suwandi
2013010009 Ridwand Rahman
JURUSAN SISTEM INFORMASI
STMIK HANDAYANI MAKASSAR
|
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“APLIKASI NON LINEAR PADA EKONOMI DAN BISNIS”.
Makalah ini
telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makassar,
29/Desember/2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.............................................................................................................................
i
Daftar
Isi...................................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Dan Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
1.4 Metode
Penulisan........................................................................................................ 2
1.5
Sistematika Penulisan.................................................................................................. 2
BAB
II ISI HUBUNGAN NON LINIAR............................................................................................ 3
2.1
Pengerian Dasar Ilmu Matematika Dan
Matematika Bisnis................................................... 3
2.2
Definisi Fungsi Kuadrat...................................................................................................... 4
2.3
Definisi Fungsi Kubik......................................................................................................... 7
2.4
Penerapan Dalam Ekonomi................................................................................................ 11
2.4.1
Definisi Fungsi Permintaan, Penawaran Dan
Kesempulan Pasar............................... 11
2.4.2
Definisi Fungsi Biaya............................................................................................ 20
2.4.3
Definisi Fungsi Penerimaan.................................................................................... 24
2.4.4
Definisi Keunteungan, Kurugian Dan
Pulang Pokok.................................................. 25
2.4.5
Definisi Fungsi Utilitas........................................................................................... 27
2.4.6
Definisi Fungsi produksi/Penawaran
Produksi.......................................................... 30
BAB
III PENUTUP........................................................................................................................ 32
3.1
Kesimpulan....................................................................................................................... 32
3.2 Saran............................................................................................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah
mathematics (dalam bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang
berarti “relating to learning”. Perkataan mathematika berhubungan sangat erat
dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung
arti belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman
Suherman, 2003:16), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bernalar”.
Konsep
“fungsi” merupakan hal yang penting dalam berbagai cabang matematika.
Pengertian fungsi dalam matematika berbeda dengan pengertian dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari fungsi bermakna guna atau manfaat.
Kata fungsi dalam matematika sebagaimana diperkenalkan oleh Leibniz (1646-1716)
digunakan untuk menyatakan suatu hubungan atau kaitan yang khas antara dua
himpunan, sehingga fungsi dapat dikatakan hal yang istimewa dari suatu relasi
antara dua himpunan. Penerapan fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah
satu bagian yang sangat penting untuk dipelajari, karena model-model ekonomi
yang berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Untuk
mengkaji dan mengulas tentang aplikasi fungsi non linear pada binis, maka
diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah fungsi kuadrat ?
2.
Apakah fungsi kubik ?
3.
Bagaimana fungsi permintaan,
penawaran, dan keseimbangan pasar?
4.
Apakah fungsi biaya ?
5.
Apakah fungsi penerimaan?
6.
Bagaimana keuntungan/kerugian dan
pulang pokok ?
7.
Apakah fungsi utilitas ?
8.
Apakah fungsi produksi ?
1.3 TUJUAN
DAN MANFAAT PENULISAN
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
Bisnis Semester Ganjill tahun 2013 dan menjawab pertanyaan yang ada pada
rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan penulis dan pembaca tentang pengertian dasar ilmu matematika dan
matematika bisnis; definisi fungsi kuadrat, fungsi kubik, fungsi permintaan
penawaran & keseimbangan pasar, fungsi biaya, fungsi penerimaan, fungsi
keuntungan/kerugian, pulang pokok, fingsi utilitas, fungsi produksi.
1.4 METODE
PENULISAN
Penulis
memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media
media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil
dari internet.
1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan dengan peran
permasalahan umum yang dialami perusahaan. Terakhir, bab penutup terdiri atas
kesimpulan dan saran.
BAB
II
HUBUNGAN
NON LINEAR
2.1 Pengertian Dasar Ilmu Matematika dan
Matematika Bisnis
James
dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke
dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Johnson dan Rising
(1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide dari pada mengenai bunyi. Sementara Reys, dkk. (1984) mengatakan bahwa
matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir,
suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan pendapat di atas, maka
disimpulkan bahwa ciri yang sangat penting dalam matematika adalah disiplin
berpikir yang didasarkan pada berpikir logis, konsisten, inovatif dan kreatif.
Matematika
berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan
menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan
trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat
matematika dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.
Matematika bisnis
merupakan salah satu ilmu matematika terapan, dimana masalah yang muncul dalam
ekonomi / bisnis seperti biaya, harga, upah, tenaga kerja, permintaan dan
penawaran, penghasilan dan laba, produksi dan sebagainya diselesaikan dengan
menggunakan analisis matematika untuk mendapatkan kesimpulan dan keputusan
terbaik. Suatu model ekonomi / bisnis hanya merupakan kerangka teoritis,
sehingga model ekonomi / bisnis harus bersifat matematis. Jika suatu model
mempunyai bentuk matematis, biasanya model tersebut terdiri dari himpunan
persamaan persamaan yang dibentuk untuk model tersebut.
2.2 Definisi Fungsi Kuadrat
Fungsi
Kuadrat adalah Fungsi yang pangkat tertinggi dari variabel adalah dua.
Bentuk umum
dari fungsi Kuadrat :
y = f (x) = ax2 + bx + c
dimana : Y =
Variabel terikat
X=Variabel bebas
a, b= koefisien, Dan a ≠ 0
c = konstanta.
·
Ciri-ciri persamaan kuadrat
1.
Jika a positif maka gambar membuka ke atas.
2.
jika a negatif maka gambar membuka ke bawah.
3.
semakin besar a, maka gambar semakin sempit.
4.
semakin kecil a maka gambar semakin lebar
5.
titik puncak membelah gambar sama besar
6.
titik a merupakan titik potong fungsi dengan sumbu y
dimana x = 0
7.
titik b dan c merupakan titik potong fungsi dengan sumbu
x dimana y = 0
8.
Titik p disebut titik puncak
9.
jika x = 0 maka c merupakan titik potong dengan sumbu
y
·
CARA MENGGAMBAR FUNGSI KUADRAT
a. Dengan
cara sederhana (curve traicing process)
b. Dengan
cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting)
CURVE
TRAICING PROCESS
Yaitu dengan
menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x sebagai variabel
bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan memperoleh nilai y.
Misalkan y =
x2 - 5x + 6
X
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Y
|
12
|
6
|
2
|
0
|
0
|
2
|
6
|
12
|
Kemudian kita plotkan masing-masing pasangan titik
tersebut.
CARA MATEMATIS
Yaitu dengan menggambarkan ciri-ciri penting dari fungsi
kuadrat, diantaranya :
1.Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=d.
Jadi titiknya adalah A(0,d).
2.Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0,maka kita
harus mencari nilai Diskriminan (D) terlebih dahulu:
Nilai diskriminan ini akan menentukan
apakah parabola vertikal memotong, menyinggung dan atau tidak memotong maupun
menyinggung sumbu x.
ü Jika nilai D
= b2 – 4ac adalah negatif maka tidak terdapat titik potong pada
sumbu x.
ü Jika nilai D
= b2 – 4ac adalah positif maka terdapat dua titik potong pada sumbu
x.
yaitu
pada titik :
titik :
(x1 , 0) dan (x2 , 0)
ü Jika nilai D
= b2 – 4ac adalah nol maka terdapat satu titik potong dengan sumbu
x. Titik :
3.
Titik puncak, yaitu titik dimana arah dari grafik fungsi
kuadrat kembali ke arah semula. Titik puncak :
4.
Sumbu simetri adalah sumbu yang membagi/membelah dua
grafik fungsi kuadrat tersebut menjadi dua bagian yang sama besar.
Sumbu simetri :
Contoh Soal:
Gambarkan grafik fungsi y = x2 - 5x + 6.
1.Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=6.
Jadi titiknya adalah A(0,6).
2.Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0,
D = b2
– 4ac = (-5)2 – 4(1)(6) = 25 – 24 = 1
Karena
D=1 > 0, maka terdapat dua buah titik potong dengan sumbu x.
jadi
titiknya B1 (3,0)
jadi
titiknya B2 (2,0)
3.Titik puncak :
4.Sumbu simetri :
Grafiknya:
2.3 Definisi Fungsi Kubik
Fungsi kubik atau
fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak - tidaknya mempunyai
sebuah titik belok (inflextion point), yaitu titik peralihan bentuk kurva dari
cekung menjadi cembung atau cembung menjadi cekung. Selain titik belok, sebuah
fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim (maksimum atau minimum)
atau titik dua ekstrim (maksimum atau minimum). Ada tidaknya titik ekstrim
dalam suatu fungsi kubik tergantung pada besarnya nilai-nilai b, c, dan d di
dalam persamaannya. Dengan demikian terdapat beberapa kemungkinan mengenai
bentuk kurva suatu fungsi kubik. Fungsi-fungsi kubik hanya mempunyai titik
belok, tanpa titik ekstrim.
Persamaan kubik memiliki bntuk umum
ax3 + bx2 + cx + d = 0
dengan a tidak nol
Untuk menyelesaikan persamaan ini ada 3 cara yaitu :
1. memfaktorkan
2. menyederhanakan menjadi bentuk persamaan kuadrat
3. Rumus
ax3 + bx2 + cx + d = 0
dengan a tidak nol
Untuk menyelesaikan persamaan ini ada 3 cara yaitu :
1. memfaktorkan
2. menyederhanakan menjadi bentuk persamaan kuadrat
3. Rumus
Penyelesaian persamaan kubik dengan metoda memfaktorkan
Berikut ini akan dibahas penyelesaian persamaan kubik dengan metoda memfaktorkan untuk kasus-kasu yang sederhana
Contoh 1:
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - 6x = 0
Jawab :
x3 - x2 - 6x = 0
x(x2 - x - 6) = 0
x(x - 3)(x + 2) = 0
x = 0 atau x = 3 atau x = -2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-2, 0, 3}
Contoh 2 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - x + 1 = 0
Jawab :
x3 - x2 - x + 1 = 0
x2 (x - 1) - (x - 1)= 0
x2 - 1)(x - 1) = 0
x - 1)(x + 1) ( x - 1) = 0
x = 1 atau x = -1 atau x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-1, 1}
Contoh 3 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - 2x2 - 9x + 18 = 0
Jawab :
x3 - 2x2 - 9x + 18 = 0
x2(x - 2) - 9(x - 2) = 0
(x2 - 9)(x - 2) = 0
(x + 3)(x - 3)(x - 2) = 0
x = -3 atau x = 3 atau x = 2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-3, 2, 3}
Contoh 4 :
Himpunan penyelesaian dari x3 - 2x2 - 3x + 6 = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - 3x + 6 = 0
x2(x - 2) - 3(x - 2) = 0
(x2 - 3)(x - 2) = 0
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah
Contoh 5 :
Himpunan penyelesaian dari 2x3 - x2 + 4x - 2 = 0 adalah ...
Jawab :
2x3 - x2 + 4x - 2 = 0
x2(2x - 1) + 2(2x - 1) = 0
(x2 +2)(2x - 1) = 0
x2 = -2 atau x = 1/2
x2 = -2 tidak mungkin terjadi, jadi x yang memenuhi hanya 1/2, dengan demikian himpunan penyelesaiannya adalah {1/2}
Penyelesaian gabungan antara pemfaktoran dan rumus ABC
Contoh 6
Himpunan penyelesaian dari persamaan x3 - 2x2 - x = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - x = 0
x(x2 - 2x - 1) = 0
x = 0 atau x2 - 2x - 1 = 0
Untuk bentuk x2 - 2x - 1 = 0 bisa kita selesaiakan dengan rumus ABC
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah
Untuk bentuk bentuk yang sulit difaktorkan, tetapi akar-akarnya masih rasional maka kita bisa menggunakan metoda horner, sedangkan jika akar-akarnya irasional maka kita gunakan metoda penyelesaian umum yang mengubah persamaan kubik menjadi persamaan kuadrat. Fungsi Kubik
Mencari :
- Titik Ekstrims
- Titik Belok
Y = f (X)
Titik
Ekstrims pada saat Y’ = 0
Titk
Maksimum : Y’’ < 0, pada Y’ =0
Titk
Minimum : Y’’ > 0, pada Y’ = 0
Titik
belok : Y’’ = 0 , kemudian substitusikan ke fungsi asal, yi Y = f(X)
Contoh Soal:
C =1/3Q3 -3Q2 +8Q +5
C = Y dan Q = X (analogi rumus)
C = Y dan Q = X (analogi rumus)
Penyelesaian :
C’ = 0 ,
maka 0 = Q2 -6Q +8
0 = (Q – 4) (Q – 2)
Q1 = 4 dan
Q2 = 2
C’’ = 0 ,
maka 0 = 2Q – 6
Q1 = 4,
maka 0 = 2 (4) – 6 = 2 ;(2>0)
Pada Q1 = 4
merupakan titik minimum
Q1 = 4
;C=1/3(4)3 – 3(4)2 +8(4) +5 =10,33
Jadi pada Q1
=4,merupakan titik minimum pada (4 ; 10,33)
Q2 = 2 ,
pada C’’ = 2(2)-6 = -2 ;(-2<0)
Sehingga pada Q2
= 2 merupakan titik maksimum .
Q2 = 2,
maka C = 1/3(2)3 – 3(2)2 +B(2)+5 = 11,67
Titik maksimum pada (2
; 11,67)
Mencari titik belok
Titik belok pada saat
C’’ = 0
C’’ = 2Q -6
; 2Q -6 = 0, maka Q =3
Q = 3 , maka C =1/3(3)3
– 3(3)2 =*(3) +5 = 11
Titik belok pada (3 ;
11)
2.4 PENERAPAN DALAM EKONOMI
2.4.1 Definisi Fungsi Permintaan, Penawaran, Dan
Keseimbangan Pasar
·
Fungsi Permintaan
( D )
Fungsi Permintaan adalah
persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu
kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga.
fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang
naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila
harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi
hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang
terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a -
bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah
konstanta, dimana b harus bernilai negative
b
= ∆Qd / ∆Pd
Pd
= adalah harga barang per unit yang diminta
Qd
= adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P
≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < 0
Contoh soal:
Pada saat
harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut
sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000
Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi 600Kg, buatlah fungsi
permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1 x - x1
------ = --------
y2 - y1 x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1 Q - Q1
------- = --------
P2 - P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
7.000 - 5.000 600 - 1000
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
2.000 -400
P - 5.000 (-400) = 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1 x - x1
------ = --------
y2 - y1 x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1 Q - Q1
------- = --------
P2 - P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
7.000 - 5.000 600 - 1000
P - 5.000 Q - 1000
----------------------- = ----------------
2.000 -400
P - 5.000 (-400) = 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
·
Fungsi Penawaran (
S )
Fungsi penawaran adalah persamaan
yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk
menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum
penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor
lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan
sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga
menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang
ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi
penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah
konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga
barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya
unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta
dPs/ dQs > 0
Contoh Soal:
Pada saat harga durian
Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada
saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak
menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas
diperoleh data sebagai berikut :
P1 =
3.000 Q1 = 100 buah
P2 =
4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya,
kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
P -
P1 Q - Q1
-------- =
---------
P2 - P1 Q2 - Q1
P - 3.000 Q - 100
-------------- = -------------
4.000 - 3.000 200 - 100
P - 3.000 Q - 100
-------------- = -------------
1.000
100
(P - 3.000)(100) = (Q
- 100) (1.000)
100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
·
Keseimbangan Pasar
( E )
1.
Keseimbangan pasar satu macam produk
Syarat untuk mencapai ini adalah jumlah produk yang
diminta oleh konsumen harus sama dengan jumlah prosuk yang ditawarkan oleh
produsen ( Qd = Qs ) atau harga produk yang diminta sama dengan produk yang
ditawarkan ( Pd = Ps )
Contoh soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10 – 5p
dan fungsi penawarannya adalah Qs = 7 –
2p
a. Berapakah harga
dan jumlah keseimbangan pasar ?
b. Tunjukkan
secara geometri !
Jawab :
a.) Qd =
Qs b.) Gambar keseimbangan pasar
10 – 5 p = 7 –
2p
Q
|
0
|
10
|
P
|
2
|
0
|
3p =
3 Q = 10 –
5p
P = 1
Q = 10 –
5p
Q = 5 Q = 7 –
2p
Q
|
0
|
10
|
P
|
2
|
0
|
Harga
danjumlah keseimbangan
pasar adalah E
( 5,1 )
2.
Keseimbangan pasar dua macam produk
Fungsi permintaan dan penawaran dapat perluas menjadi
fungsi yang memiliki dua variable bebas yaitu harga produk itu sendiri dan
harga produk lain yang saling behubungan. Misalnya ada dua produk x dan y yang
saling behubungan dimana;
Qdx = Jumlah yang diminta untuk produk x
Qdy = Jumlah yang diminta untuk produk y
Px = Harga
barang x
Py = Harga
barang y
Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran dua macam
produk yang memiliki hubungan subsitusi
:
Qdx = 4 – 2Px + Py
Qdy = -4 + Px + 5Py
Qsx = -8 + 3Px – 5Py
Qsy = 5 – Px – Py
Carilah keseimbangan pasarnya
Jawab :
Qdx =
Qsx
4 – 2Px + Py
= -8 + 3Px – 5Py
12
= 5Px – 6Py ( 1 )
Qdy = Qsy
-4 + Px + Py
= 5 – Px – Py
9 =
2Px + 6Py ( 2 )
12 = 5Px – 6Py
9 = 2Px
+ 6Py +
21 = 7Px
Px = 3
9 = 2Px + 6Py
9 = 2 (3) + 6 Py
9 = 6 + 6 Py
6Py = 3
Py = ½
Qdy = -4 + Px + 5Py
= 4 – 6 + ½
= -1 ½
·
Pengaruh Pajak ( t ) Pada Keseimbangan Pasar
Jika sesuatu produk dikenakan pajak oleh pemerintah, maka akan terjadi perubahan keseimbangan atas produk tersebut. Pada produk tertentu akan menyebabkan harga produk tersebut naik karena produsen membebankan sebagian pajak pada konsumen, sehingga jumlah produk yang diminta pun berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat digambarkan sebagai berikut.
TG = Pajak
total oleh pemerintah = d, b, Et, Pt
TK = Pajak yang ditanggung oleh konsumen = Pt, Po,
C, Et
TP = Pajak yang ditanggung oleh produsen = Po, C,
B, d
Maka : TK
= ( Pt – Po ) Qt
TG = t.Qt
TP = TG – TK
Qt = Jumlah kseimbangan setelah kena pajak.
Contoh
soal :
Diketahui
suatu produk ditunjukan fungsi permintaan P = 8 + Q dan fungsi penawaran P = 16
– 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit
a. berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah pajak ?
b. berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah
?
c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen
dan produsen ?
Jawab ;
a.
Pd = Ps
7 + Q
= 16 – 2Q P
= 7 + Q
3Q
= 9 P = 7 +
3
Q
= 3 P = 10
Jadi
keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )
Pt
= 16 – 2Q + t
= 16 – 2Q + 3
= 19 – 2Q
Pt = Pd
19
– 2Q =
7 + Q
3Q
= 12
Q
= 4
Pt = 19 –
2Q
=
19 – 8
=
11
Jadi
keseimbangan pasar setelah pajak E ( 4,11 )
b. TG
= t.Qt
= 3 . 4
=
12 ( Besarnya penerimaan pajak
oleh pemerintah Rp. 12,- )
c. TK
= ( Pt – Po ) Qt
= ( 11
– 10 ) 4
= 4 ( Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp.
4,- )
Tp
= TG – TK
= 12 –
4
= 8 ( Besar pajak yang ditanggung produsen Rp.
8,- )
·
PENGARUH SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR
Subsidi ( s ) adalah bantuan yang diberikan pemerintah
kepada produsen terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkan, sehingga harga
yang berlaku dipasar lebih rendah sesuai dengan keinginan pemerintah dan daya
beli masyarakat meningkat. Fungsi penawaran setelah subsidi adalah F ( Q ) = P +
S atau
P = F ( Q ) – S
Contoh Soal ;
Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Q = 12 –
2P sedangkan penawarannya Q = -4 + 2P pemerintah memberikan subsidi sebesar
Rp. 2,- setiap unit barang.
a. berapakah
jumlah dan harga keseimbangan sebelum subsidi ?
b. berapakah
jumlah dan harga keseimbangan sesudah subsidi ?
c. berapa bagian
dari subsidi untuk konsumen dan produsen ?
d. berapa subsidi
yang diberikan pemerintah ?
Jawab ;
a.) Qd =
Qs Q = 12 –
2P
12 – 2P = -4 +
2P =
12 – 8
4P
= 16 = 4
P =
4 ( Keseimbangan
pasar sebelum subsidi So ( 4, 4 )
b.) Qd = 12
– 2P => P = ½ Qd + 6 Pd
= Pss
Qs
= -4 + 2P =>
P = ½ Qs + 2 -
½ Q + 6 = ½ Q
Pss
= ½ Q + 2 – 2 Q
= 6
Pss
= ½ Q P = ½ Q
P = 3
( Keseimbangan pasar setelah subsidi Ss ( 6, 3
)
c.) SK = ( Po
– Ps ) Qs SP = S –
(( Po – Ps ) Qs)
= ( 4
– 3 ) 6 =
12 – (( 4 – 3 ) 6 )
SK
= 6 =
12 - 6
SG
= Qs . s =
6
= 6 .
2 = 12 (
Besar subsidi untuk produsen Rp. 6,- )
( Besar
subsidi untuk konsumen = Rp. 12,- )
d.) Subsidi yang
diberikan pemerintah
SG
= s . Qs
= 2 .
6
= 12
2.4.2 Definisi Fungsi Biaya
Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis
merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan
jasa sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan
fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
* TR = PQ. TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah barang yang dijual.
* Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
* Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan
produksi, dirumuskan"
MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR
MR = Marginal Revenue, ∆TR = Tambahan penerimaan, ∆Q = Tambahan Produksi. Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
TR < TC = keadaan untung / laba
TR= TC = keadaan Break Even Point
TR > TC = Keadaan rugi.
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
* TR = PQ. TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah barang yang dijual.
* Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
* Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari tambahan
produksi, dirumuskan"
MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR
MR = Marginal Revenue, ∆TR = Tambahan penerimaan, ∆Q = Tambahan Produksi. Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
TR < TC = keadaan untung / laba
TR= TC = keadaan Break Even Point
TR > TC = Keadaan rugi.
•
Dilambangkan
dengan C (Cost) atau TC (Total Cost)
•
Terdiri
atas dua jenis fungsi biaya, yaitu :
Fixed Cost
•
Fixed
cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak bergantung pada
jumlah produk yang diproduksi.
•
Jadi
fungsi biaya tetap adalah fungsi konstanta.
FC
= k
dengan
k : konstanta positif
Contoh Soal:
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar
Rp. 100.000.000 Bagaimanakah fungsi biaya tetapnya dan gambarkan fungsi
tersebut pada grafik kartesius.
Jawab
: FC = 100.000.000
Gambar
Grafik:
Variabel Cost
•
Variabel
cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah atau biaya variabel (VC) merupakan
fungsi biaya yang besarnya bergantung dari jumlah produk yang diproduksi.
•
Jadi
: VC = f(Q) merupakan hasil kali antara biaya produksi per unit dengan jumlah
barang yang diproduksi.
•
Jika
P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya produksi per unit senantiasa
lebih kecil dibandingkan harga jual perunit barang, maka :
VC
= P x Q
dengan
: P = biaya produksi per unit
Q = jumlah produk yang diproduksi
Contoh Soal:
Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp.
3.000 per unit. Bagaimana fungsi biaya variabelnya dan gambarkan fungsi
tersebut pada grafik.
Jawab
: VC = P x Q → VC = 3.000 Q
Gambar Grafik:
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fungsi biaya
variabel digambarkan melalui titik (0,0) dengan gradien positif
Total Cost
•
Fungsi
Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel.
•
TC
= FC + VC
Contoh :
Dari
contoh 2 dan contoh 3 diatas, dimana biaya tetap yang dikeluarkan sebuah
perusahaan sebesar Rp. 100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q, maka TC =
100.000.000 + 3.000 Q.
Ternyata
intersep dari fungsi total biaya adalah sama dengan biaya tetapnya dan gradiennya
sama dengan gradien fungsi biaya tetap. Hal ini mencerminkan bahwa penggambaran
fungsi total biaya haruslah melalui titik (0,FC) dan sejajar dengan grafik VC.
2.4.3 Definisi Fungsi Penerimaan
•
Fungsi
penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan,
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)
•
Fungsi
Penerimaan merupakan fungsi dari output :
R =
f(Q) dengan Q = jumlah produk yang laku terjual.
•
Fungsi
penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per unit dengan jumlah barang
yang diproduksi dan laku dijual.
•
Jika
P adalah harga jual per unit, maka :
R
= P x Q
dengan
: P = harga jual per unit
` Q = jumlah produk yang
dijual
R
= total penerimaan
Contoh 1
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per
unit barang, bagaimanakah fungsi penerimaannya ? Gambarkan fungsi penerimaan
tersebut pada grafik. Jawab : Fungsi Penerimaan :
R
= P x Q → R = 5.000Q
Gambar Grafik:
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fungsi
penerimaan digambarkan melalui titik (0,0) dengan gradien positif
2.4.4 Definisi
Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok
- Keuntungan (profit positif, π > 0) akan didapat apabila R > C .
- Kerugian (profit negatif, π < 0) akan dialami apabila R < C .
- Konsep berkenaan dengan R dan C adalah konsep break-even, yaitu konsep untuk menentukan jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
- Keadaan break-even (profit nol, π = 0) terjadi apabila R = 0; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu
suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus
dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan
pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak
memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik
hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok,
sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area
disebelah kiri Q1 dan
sebelah kanan Q4 mencerminkan
keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari pengeluaran total, R <
C. Sedangkan area diantara Q1 dan
Q4 mencerminkan
keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari pengeluaran total, R
> C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan
tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya
keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C.
Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.
Contoh soal :
Penerimaan total yang diperoleh sebuah
perusahaan ditunjukkan oleh persamaan R = -0,1Q2 + 20Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkan C = 0,25Q3 –
3Q2 + 7Q + 20.
Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10
dan 20 unit ?
Jawab ;
π = R – C = -0,1Q2 + 20Q – 0,25Q3 + 3Q2 – 7Q – 20
π = – 0,25Q3 + 2,9Q2 + 13Q – 20
Q = 10 π = –
0,25(1000) + 2,9(100) + 13(10) – 20
= –250 + 290 +130 – 20 = 150
(keuntungan )
Q = 20 π = –
0,25(8000) + 2,9(400) + 13(20) – 20
= –2000 + 1160 +260 – 20 = – 600
(kerugian )
Contoh Soal :
Penerimaan total yang diperoleh suatu
perusahaan ditunjukkan oleh fungsi R = – 0,1Q2 + 300Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkannya C = 0,3Q2 –
720Q + 600.000. Hitunglah :
1.
Tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total maksimum ?
2.
Tingkat produksi yang menunjukkan biaya total minimum ?
3.
Manakah yang lebih baik bagi perusahaan, berproduksi
menguntungkan berproduksi pada tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan
total maksimum atau biaya total minimum ?
Jawab :
R = – 0,1Q2 + 300Q
C = 0,3Q2 – 720Q + 600.000
R maksimum terjadi pada
C minimum terjadi pada
π pada R maksimum
Q = 1500 π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
= – 0,4(1500)2 + 1020(1500) – 600.000
= 30.000
1.
π pada C minimum
2.
Q = 1200 π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
= – 0,4(1200)2 + 1020(1200) – 600.000
= 30.000
2.4.5 Definisi Fungsi Utilitas
Fungsi
utilitas ialah fungsi yang menjelaskan besarnya utilitas yang berupa kepuasan,
dan kegunaan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi, maka akan
semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik
jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau
bahkan negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah.
Fungsi utilitas bersifat relative, dimana barang atau jasa yang memiliki
utility bagi orang tertentu belum tentu bagi orang lain. Penerapan
fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting
untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi.
·
Konsep
Utilitas
Pada
umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi semakin besar utilitas
yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik jenuh) pada jumlah
konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif
jika jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus ditambah. Utilitas total
merupakan fungsi dari jumlah barang yang dikonsumsi. Persamaan utilitas total (total
utility, U) dari mengkonsumsi suatu jenis barang berupa fungsi kuadrat
parabolik, dengan kurva berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Utilitas
marginal (marginal utility, MU) ialah utilitas tambahan yang diperoleh
dari setiap satu unit barang yang dikonsumsi. Secara matematik, fungsi utilitas
marginal merupakan derivatif pertama dari fungsi utilitas total. Jika fungsi
utilitas total dinyatakan dengan U = f (Q) dimana U melambangkan
utilitas total dan Q jumlah barang yang dikonsumsi atau tingkat
kepuasannya tetapi terikat pada fungsi pendapatan, atau sebuah perusahaan yang
ingin memaksimumkan labanya namun terikat pada fungsi produksi. Maka suatu cara
yang dapat digunakan untuk menentukan titik ekstrim dari suatu fungsi yang
bersyarat adalah dengan menggunakan Pengali Lagrange, yakni dengan cara
membentuk sebuah fungsi baru yang merupakan penjumlahan dari fungsi yang hendak
dioptimumkan di tambah hasil kali pengali Lagrange λ dengan fungsi
kendalanya.
Total Utility atau kepuasan total adalah
seluruh kepuasan yang diperoleh konsumen / seseorang dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu. Sedangkan marginal Utility atau kepuasan
tambahan adalah tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang akibat adanya
tambahan mengkonsumsi satu unit barang tertentu. Berikut adalah suatu contoh total
utility dengan marginal utility dalam angka:
Tabel 1.
Total Utility dan Marginal Utility Dalam Angka
Jumlah barang “x” yang
dikonsumsi (Qx)
|
Total Utility
(TUX)
|
Marginal Utility
(MUX)
|
0
|
0
|
-
|
1
|
10
|
10
|
2
|
18
|
8
|
3
|
24
|
6
|
4
|
28
|
4
|
5
|
30
|
2
|
6
|
30
|
0
|
7
|
28
|
-2
|
·
Aplikasi
Fungsi Utilitas
Dalam
analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk menggambarkan urutan
preferensi sekelompok barang, contohnya seorang konsumen bernama Anton merasa
lebih puas membeli 3 buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan dengan membeli
sehelai kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan utilitas yang
lebih besar dibandingkan dengan kemeja tadi.
Fungsi
utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva indiferensi, yang
masing-masing mempunyai indikator numerik. Pada Gambar 1. berikut ini
menunjukkan 3 kurva indiferensi dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.
Perlu
diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang kita tekankan
adalah konsep ordinal bukan kardinal. Dengan demikian yang perlu kita
perhatikan dari gambar di atas, bukan angka numerik seperti 25, 50 dan 100
tetapi bahwa kurva indiferensi dengan utilitas (U) = 100 memberikan kepuasan
yang lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian juga kurva
indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan kepuasan yang lebih besar
dari utilitas sebesar 25.
Syarat
utama dalam menetapkan suatu fungsi utilitas adalah bahwa persoalan nilai
maksimum dan minimum dari persoalan yang dihadapi harus mencakup persoalan
tersebut. Karena itu harus dapat ditentukan terlebih dahulu batasan nilai
maksimum dan minimum dari besaran yang akan ditetapkan fungsinya. Untuk menjaga
konsistensi, maka batasan nilai jangan terlampau jauh dari batasan nilai yang
ada dalam persoalan yang dibahas, sehingga pengambil keputusan benar-benar
menghayati nilai tersebut.
2.4.6 Definisi Fungsi Produksi / Persamaan
Produksi
Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan
yang mempunyai hubungan fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:
1. Berapa output yang harus diproduksikan,
dan
2. Berapa factor-faktor
produksi (input) yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksia adalah hubungan
fungsional (sebab akibat) antara input dan output.
Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Jadi,
fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara
matematis fungsi produksi dapat meumuskan sebagai beikut.
Q : Quantity
(jumlah barang yang dihasilkan)
F : Fungsi (symbol
persamaan fungsional)
C : Capital (modal
atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga
kerja)
R : Resources
(sumber daya alam)
T : Technology
(teknologi dan kewiraushaan)
dari persamaan
tersebut dapat dikatakan bahwa output merupakan fungsi dari input, artinya
setiap barang yang dihasilkan merupakan akibat dari input yang dimasukkan.
Keterangan:
Grafik yang menunjukkan total product (TP)
Grafik AP dan MP pada berbagai tingkat input
Tampak bahwa penggunaan input X menunjukkan produksi total selalu
memgalami peningkatan. Adanya penambahan input, mula-mula meningkatkan marginal
product dan average product akan tetapi pada titik tertentu akan semakin
menurun.
Perilaku sorang produsen atau pengusaha
dituangkan dalam mengambil keputusan tentang beberapa input yang akan
dipergunakan dan berapa output yang akan dihasilkan, untuk mencapai keuntungan
yang maksimum. Proses produksi dapat diartikan sebagai
proses urutan kegiatan yang harus dilaksanaan dalam usaha untuk menghasilkan
barang maupun jasa. Agar proses produksi mencapai titik optimum, maka
diperlukanadanya peningkatan produktivitas dengan jalan menambah factor-faktor
produksi.
Akan tetapi menurut david Ricardo penambahan factor produksi tidak
selalu dapat memberikan hasil yang sebanding seperto yang digambarkan dalam
hokum hasil lebih yang semakin berkurang atau The law of dimishing returns yang
berbunnyi “Dengan suatu teknik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan
factor produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang
sebanding”. Atau dengan kata lain tambahan hasil lama kelamaan akan menurun,
meskipun factor produksi terus bertambah.
Contoh:
Tanah : 1 Ha, modal Rp 5.000.000,00
Pekerja
|
Hasil Total
(Total Product)
|
Tambahan Hasil
(Marginal Product)
|
1
|
10
|
10
|
2
|
21
|
11
|
3
|
34
|
13
|
4
|
42
|
8
|
5
|
46
|
4
|
6
|
48
|
2
|
Law of dimishing
returns terjadi pada pekerja yang ke-4 dan setersnya, yaitu setelah tercapai
marginal product maksimum sebesar 13.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan
fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting
untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi. Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi,
maka semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya
(titik jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi
berkurang atau bahkan negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus
ditambah.
3.2 Saran
Demikian
yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
masalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap pada pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun pada penyusun. Demi
sempurnanya penyusunan makalah ini, kami berharap kritik dan saran oleh para
pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.ilmumtk.com/rosihan.lecture.ub.ac.id/lecture/matematika-ekonomi/persamaan.html
rosihan.web.id/wp-content/uploads/2010/…/math13.-INTEGRAL.ppt/matematika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar